Beranda | Artikel
Hinaan dan Celaan Membuat Anak Tidak Percaya Diri
Rabu, 20 Januari 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Hinaan dan Celaan Membuat Anak Tidak Percaya Diri merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Mencetak Generasi Rabbani. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 06 Jumadil Akhir 1442 H / 19 Januari 2021 M.

Kajian Islam Ilmiah Tentang Hinaan dan Celaan Membuat Anak Tidak Percaya Diri

Kita melanjutkan pembahasan tentang satu hal yang harus kita hilangkan dari diri anak-anak kita adalah rasa kurang percaya diri atau rendah diri. Ini harus kita atasi dengan cara menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan rasa rendah diri pada anak. Beberapa hal yang harus kita hindari karena bisa menimbulkan rasa rendah diri pada anak adalah:

Hinaan dan celaan

Hindari menghina, mencela dan merendahkan anak dengan memberikan julukan-julukan/panggilan-panggilan/sebutan-sebutan yang mengandung doa yang buruk. Seperti menyebut anak kita dengan “anak nakal/anak bandel/anak bodoh,” dan sejenisnya. Ini adalah sebutan-sebutan yang tidak baik dan tidak seharusnya kita tujukan kepada anak-anak kita.

Terkadang orang tua memberikan julukan-julukan yang buruk ini karena ketidaksabaran mereka menghadapi perilaku anak. Sehingga mereka menyematkan julukan-julukan ini pada anak-anak mereka. Mereka juga sadar bahwa mereka tidak ingin anak-anak mereka seperti yang mereka sebutkan. Tapi justru kadang-kadang orang yang memberikan julukan kemudian julukan itu melekat pada anak.

Dan ingat bahwa julukan-julukan/sebutan-sebutan itu bisa menjadi doa keburukan terhadap anak. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dalam sebuah hadits yang shahih:

لاَ تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ وَلاَ تَدْعُوا عَلَى أَوْلاَدِكُمْ وَلاَ تَدْعُوا عَلَى خَدَمِكُمْ وَلاَ تَدْعُوا عَلَى أَمْوَالِكُمْ لاَ تُوَافِقُوا مِنَ اللَّهِ سَاعَةَ نَيْلٍ فِيهَا عَطَاءٌ فَيَسْتَجِيبَ لَكُمْ

“Jangan mendoakan keburukan atas dirimu sendiri, dan jangan juga doakan keburukan atas anak-anakmu, dan juga pembantu-pembantumu, dan juga terhadap harta bendamu, jangan sampai doamu bertepatan dengan waktu Allah mengabulkan doa dan lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengabulkan doa burukmu itu.” (HR. Muslim dan Abu Dawud)

Kita tidak tahu waktu dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala ternyata mengabulkan doa itu dan ternyata doa yang kita panjatkan adalah doa keburukan. Maka jangan kita doakan keburukan pada diri kita, pada keluarga kita, pada pasangan hidup kita, bahkan khodim dan harta kita. Menyebut harta dengan “harta sial,” misalnya.

Pada harta saja tidak boleh kita doakan keburukan, apalagi anak-anak? Misalnya kita panggil anak kita “anak bandel/anak nakal/anak sial,” dan sejenisnya. Nanti kalau benar-benar seperti apa yang kita katakan, kita akan menyesali perkataan itu. Maka gantilah dengan doa-doa kebaikan. Panggil dengan sebutan-sebutan yang memberikan motivasi kepada dirinya.

Maka disini perlu kita menahan lisan, kontrollah emosi kita. Karena kadang-kadang pada saat-saat emosi, lisan kita tidak terkendali dan mengucapkan apa-apa yang tidak kita inginkan. Tapi itu ternyata sudah terucap.

مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

Apa yang terucap itu pasti tertulis, tidak hilang begitu saja. Kalau itu doa keburukan, dia tidak akan hilang. Kita khawatir doa-doa buruk itu benar-benar terjadi dan itu tidak kita inginkan. Banyak orang-orang yang mendoakan keburukan atas dirinya, setelah dia sadar baru dia ralat doanya.

Maka kalaulah kita terlanjur memberikan julukan-julukan yang tidak baik kepada anak-anak kita, maka kita meminta maaf kepada anak tersebut dan gantilah dengan julukan dan sebutan yang baik. Betaubatlah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, mudah-mudahan doa-doa buruk itu tidak benar-benar terjadi.

Hinaan dan celaan akan membuat anak merasa rendah diri. Ketika kita panggil anak kita “anak nakal,” maka kata-kata itu akan menghujam hatinya. Tentunya dia mendengar sebutan-sebutan itu dan mungkin dia akan berkata dalam hatinya: “Ya memang saya anak nakal,” sehingga dia tidak memiliki motivasi untuk menjadi anak yang baik. Hal ini karena dia sudah distigma yang negatif oleh orang tuanya sendiri. Maka dia pun semakin termotivasi untuk membuktikan apa yang dikatakan oleh orang tuanya itu.

Boleh jadi anak kita tidak menghendaki apa yang dia lakukan. Kita paham dan harus maklum bahwa akal anak-anak kita belum sempurna, kalau dia melakukan hal-hal yang kita pandang nakal, maka itu adalah sesuatu yang wajar sebenarnya. Karena dia perlu dibimbing, dituntun dan dibina. Kalaulah anak itu sudah seperti apa yang kita inginkan, lalu dimana fungsi pendidikan? Dimana kewajiban orang tua mendidik anak kalau memang anak itu sudah otomatis baik dari sananya tanpa kekurangan?

Manusia hadir ke dunia tentunya tidak ada yang sempurna. Maka tugas dari orang tua untuk mengarahkan, membimbing anak-anak mereka kepada hal-hal yang positif. Maka hindari celaan, hinaan, kata-kata yang merendahkan. Hal itu akan membuat mental anak semakin jatuh, membuat dia menjadi anak yang rendah diri dan tidak percaya diri.

Bagaimana tips-tips selanjutnya agar anak mempunyai mental yang baik? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini..

Download mp3 Kajian

Lihat juga: Cara Mendidik Anak dan Pentingnya Mencetak Generasi Rabbani


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49660-hinaan-dan-celaan-membuat-anak-tidak-percaya-diri/